PEMANFAATAN
KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS
Karya
ilmiah remaja
Disusun untuk melengkapi tugas karya
ilmiah tahun 2012
OLEH:
NAMA :
IFTAH FAHMI WALADI NIS :6924
SMPN
3 JEMBER
Alamat
: Jalan Jawa No. 8 Telp. (0331) 335334, 334509 Jember 68121
Website :
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................. 3
LEMBAR
PENGESAHAN......................................... 4
1.PENDAHULUAN....................................................
5
1.1 LATAR
BELAKANG..................................................... 5
1.2 RUMUSAN
MASALAH................................................ 5
1.3 TUJUAN
......................................................................... 6
1.4 MANFAAT
..................................................................... 6
2.TINJAUAN
PUSTAKA......................................... 7
2.1 KOTORAN
SAPI............................................................. 7
2.2
BIOGAS...........................................................................
7
2.3
PENGGUNAAN BIOGAS.............................................. 8
3. EKSPERIMEN.......................................................
9
4.
PEMBAHASAN.................................................... 11
4.1
HASIL.............................................................................
11
4.2
PEMBAHASAN............................................................. 11
4.2.1
PENGERTIAN BIOGAS................................... 11
4.2.2
KOMPOSISI BIOGAS....................................... 11
4.2.3
KEUNTUNGAN BIOGAS................................. 12
4.2.4
REAKTOR BIOGAS.......................................... 12
5. PENUTUP DAN
SARAN...................................... 14
5.1
PENUTUP/KESIMPULAN............................................. 14
5.2
SARAN.............................................................................
14
Kata Pengantar
Dengan
rahmat Allah Yang MahaEsa,saya IftAH Fahmi Waladi dengan ini membuat karya
ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Kotoran Sapi Menjadi Biogas”.Untuk
memberitahukan kotoran sapi di jadikan barang yang bermanfaat,tetapi di karya ilmiah
ini hanya menerangkan tentang pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas dan untuk
melengkapi tugas sekolah semester genap tahun 2012.
Dalam
menulis karya ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan dari beberapa pihak:
1.
Drs. Poniman MM. Selaku kepala sekolah
2.
Umi Tarfiah Z. Selaku pembina 1
3.
Nanik Adiah L. Selaku pembina 2
4.
Orang tua saya yang selalu memberi
dukungan.
Serta pihak lain yang
tidak bisa menulis satu per satu.Semoga Allah swt. memberikan pahala atas pihak
yang telah memberikan bantuan
Jember
, 23 Februari 2012
Iftah Fahmi Waladi
Lembar Pengesahan
Judul :
Pemanfaatan Kotoran Sapi sebagai Biogas
Penyusun :
Iftah Fahmi Waladi
Jember,23
Februari 2012
Guru Pembimbing 1 Guru
Pembimbing 2
Umi Tarfiah Z. S.Pd Nanik Adiah L. S.Pd
NIP:- NIP:
1958020619811222003
Mengetahui
Kepala Sekolah
SMPN 3 JEMBER
Drs.Poniman.MM
NIP:195502281980021002
BAB
1 Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Sapi,selain
dagingnya enak dimakan,kotoran sapi juga dapat dimanfaatkan. Menurut orang,
kotoran sapi dianggap remeh, bau, dan lain-lain, ternyata sangat
bermanfaat.Apakah itu benar?.Dan menurut fakta kotoran sapi bisa dimanfaatkan
sebagai energi alternatif pengganti
minyak tanah.
Kotoran sapi banyak ditemukan
dimana-mana,tetapi paling banyak ditemukan di Madura.Karena di Madura banyak
orang yang memelihara sapi untuk ternak
dan kontes.Dan bagi umat Hindu di India kotoran sapi dianggap suci.
Biogas merupakan energi alternatif
yang banyak manfaatnya. Yaitu :bisa menghemat gas alam dan limbah dari biogas
yang dibuat dari kotoran hewan bisa dimanfaatkan menjadi pupuk.Mulai sekarang
pengembangan energi biogas dari kotoran sapi mulai di kembangkan oleh
pemerintah dengan cara melakukan pelatihan di beberapa daerah dan memperbanyak
reaktor penghasil biogas dari kotoran hewan.
Biogas
merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan
baterai. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut
anaerobic digestin gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50%) berupa
metana. Material organik yang terkumpul pada digester (reactor) akan diuraikan
menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri
Sejarah
penumuan proses anaerobic digeston untuk menghasilkan biogas terbesar di benua
Eropa. Penemuan ilmuwan Volta terhadap gas yang dikeluarkan di rawa rawa
terjadi pada tahun 1770, beberapa decade kemudian, Avogadro mengidentifikasi
tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk
dari proses anaerobic digestion. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian
tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi
landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini.
Di
Sampang,Madura mulai digunakan energi alternatif yang menggunakan kotoran sapi.
Disana energi itu disalurkan melalui pipa-pipa ke rumah warga setempat,oleh
warga setempat digunakan untuk keperluan masak-memasak.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana caranya membuat kotoran sapi
menjadi biogas?
2.
Mengapa kotoran sapi bisa diolah menjadi
biogas?
3.
Apa zat-zat yang terkandung pada kotoran
sapi?
1.3
Tujuan
Untuk
supaya kita tahu bahwa sesuatu yang
tidak berguna menjadi berguna untuk kelangsungan hidup masa depan dan dapat
membantu kita dalam kegiatan seperti
halnya bisa digunakan untuk bahan bakar dan dapat sebagai pengganti minyak
tanah.
1.4 Manfaat
Menurut
penelitian yang dilakukan oleh dosen UGM (Universitas Gajah Mada) , bahwa
kotoran sapi mengandung unsur penting yang bersangkutan dengan kandungan
biogas.Yaitu gas metana dan CO₂
(karbondioksida/zat asam arang).
BAB 2 TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Kotoran Sapi
Gunung kidul merupakan
gudang ternak sapi dan kambing.Usaha
ini selain menghasilkan daging sapi atau kambing juga menghasilkan kotoran yang
bisa dijadikan komoditi untuk rabuk dan juga dimanfaatkan sebagai sumber energi
dengan sistim biogas.
Biogas adalah gas
pembusukan bahan organik oleh bakteri pada kondisi Anaerob.Bio Gas yang sering
juga disebut Gas Bio ,merupakan campuran berbagai gas antara lain :CH 4 (
54-70%),CO2 ( 27-45%),O2 ( 1-4%), N2 ( 0,5 - 3 %), CO (1%), dan H2S>
Campuran gas ini mudah terbakar bila kandungan Ch4 ( Methana) melebihi 50 %.
Krisis energi
yangdipacu naiknya harga minyak dunia tak pelak turut menghimpit kehidupan
masyarakat.Buruknya pengaruh pembakaran BBM ke lingkungan
juga menjadi faktor pendorong pencarian dan pengembangan energi
alternatif non BBM.
Teknologi Biogas
sudah cukup mapan dan terbukti dapat memproduksi energi non BBM yang sekaligus
ramah lingkungan.biogas termasuk teknologi yang memiliki efisiensi tinggi
tinggi dan ramah lingkungan karena residu proses biogas juga dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk berkualitas tinggi dan mengurangi efek rumah kaca.Dari sudut
pandang itulah dapat disimpulkan bahwa teknologi biogas termasuk teknologi
ramah lingkungan.
Prinsip Kerja Reaktor Biogas
Teknologi Biogas
pada dasarnya memanfaatkan pencernakan yang dilakukan oleh bakteri methanogen
yang produknya berupa gas methana ( CH4).Gas methana hasil pencernakan bakteri
tersebut bisa mencapai 60 % dari keseluruhan gas hasil reaktor biogas sedang
sisanya didominasi CO2.Bakteri ini bekerja dalam lingkungan yang tidak ada
udara( anaerob ),sehingga proses ini juga disebut sebagai pencernaan
anaerob.Keberhasilan proses pencernaan bergantung pada kelangsungan hidup
bakteri methanogen di dalam reaktor, hingga beberapa kondisi yang perlu
diciptakan adalah pH 6.5 sampai dengan pH 8 pada temperatur 35 derajad Celcius.
2.2 Biogas
Minyak tanah sebagai bahan bakar yang sejak lama
digunakan oleh masyarakat Indonesia umumnya untuk kebutuhan rumah tangga, kini
menjadi fenomena yang cukup memprihatinkan karena keberadaannya yang semakin
hari kian sulit didapat (langka). Hal tersebut karena penerapan kebijakan
pemerintah yang mulai mengganti minyak tanah menjadi gas. Penyediaan energi
bagi rumah tangga yang hanya mengandalkan satu-satunya pada minyak tanah, jelas
akan sangat memberatkan Pemerintah maupun masyarakat pengguna itu sendiri.
Salah satu energi alternatif terbarukan yang relatif mudah dan murah adalah
dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai sumber energi BioGas. Sumber energi
BioGas merupakan bahan bakar yang murah dan ramah lingkungan.
Salah satu anggota UKM binaan Business Technology
Center (BTC-BPPT) yang peduli dengan hal tersebut adalah PT. Pasir
Emas. Pada saat ini dalam kerangka Program Insentif dari Kementerian Negara
Riset dan Teknologi (KNRT) TA 2008, BTC-BPPT melakukan kegiatan pendampingan
teknis dan dukungan fasilitas yang diberikan kepada PT. Pasir Emas guna
pengembangan Biogas yang lebih baik. Pemanfaatan BioGas tersebut diperuntukkan
bagi kebutuhan energi di lingkungan internal perusahaan dan masyarakat sekitar
(30 KK) yang dimanfaatkan untuk penerangan, memasak/ kompor, dan pemanas air.
Produksi akhir produk BioGas akan menghasilkan sejumlah limbah BioGas yang
berupa kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) atau yang
disebut dengan pupuk organik yang sangat kaya nutrisi yang dibutuhkan oleh
tanaman.
Adapun pola pendampingan teknis yang dilakukan oleh BTC-BPPT kepada PT. Pasir Emas melalui suatu Pembinan Usaha Berbasis Teknologi yang mencakup aspek teknis, organisasi, sumberdaya manusia, dan informasi. Metodologi dalam pelaksanaan pembinaan tersebut ditetapkan melalui model pertanian terpadu (pengembangan Bio Cyclo Farming). Adapun manfaat yang timbul dari hasil pembinaan usaha ini adalah; terciptanya Desa Mandiri Energi dengan model Bio Cyclo Farming, dan PT. Pasir Emas dapat dijadikan contoh sukses dalam penerapan sistem BioGas serta model Bio Cyclo Farming.
2.3 Penggunaan Biogas Kotoran Sapi
Desa
Bojong, Dusun 7 terletak di Kabupaten Kulonprogo. Dusun ini dihuni oleh sekitar
90 Kepala Keluarga. Mayoritas mata pencarian penduduk disini adalah
sebagai petani. Didusun ini, penduduknya banyak yang memiliki hewan ternak,
terutama sapi. Dengan banyaknya sapi, maka kotoran yang dihasilkan setiap
harinya sangatlah banyak.
Dibalik kotoran sapi tersebut,
tersimpan suatu energi baru yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat
didaerah ini. Oleh para peneliti dari Fakultas Teknik UGM, gas yang dihasilkan
oleh kotoran sapi , dimanfaatkan sebagai energi pengganti gas elpigi.
Dengan biogas ini, maka penduduk dapat mempergunakannya untuk memasak kebutuhan sehari-hari. Sehingga dapat menghemat biaya untuk pembelian gas elpigi. Gas yang dihasilkan bisa bertahan hingga sehari semalam. Bahkan menurut Bapak Wagiran, salah satu penduduk, pernah pada saat ketika Dusun 7 melakukan hajatan bersama, pasokan gas yang ada, bisa digunakan untuk memasak selama 1 hari penuh.
Dari 90 kepala keluarga didusun ini, baru terdapat 12 unit biogas untuk mensuplay kebutuhan 15 kepala keluarga. Proses pengolahan limbah kotoran sapi sesungguhnya tidaklah terlalu sulit.
Kotoran sapi dari dalam kandang, oleh warga dikumpulkan menjadi satu didalam tempat penampungan. Dari situ, lalu dimasukkan kedalam degister yang berbentuk seperti sumur. Didalam degister inilah proses penguraian pembentukan gas terjadi. Gas yang dihasilkan dari dalam degister, untuk selanjutnya disalurkan kerumah-rumah warga.
Didalam rumah warga, terdapat suatu alat ukur tekanan gas. Yang digunakan untuk mengetahui ketersediaan gas. Bila degister penuh, maka secara otomatis kotoran didorong ke outlet yang telah disediakan. Outlet tersebut berbentuk DOM besar.
Didalam degister akan terjadi proses pergantian secara otomatis, apabila kotoran yang baru dimasukkan, maka kotoran yang lama akan terangkat dengan sendirinya.
Sisa dari proses penguraian biogas ini pun masih bisa dimanfaatkan sebagai pupuk.Jadi, warga mendapatkan manfaat ganda dari kotoran ternaknya. Selain, mendapatkan gas untuk memasak, juga bisa mendapatkan pupuk untuk tanaman mereka.
Sehingga, walaupun didesa Bojong, Dusun 7 ini menghasilkan berkubik-kubik kotoran sapi. Akan tetapi itu semua justru membawa manfaat bagi kehidupan warga dusun tersebut
Dengan biogas ini, maka penduduk dapat mempergunakannya untuk memasak kebutuhan sehari-hari. Sehingga dapat menghemat biaya untuk pembelian gas elpigi. Gas yang dihasilkan bisa bertahan hingga sehari semalam. Bahkan menurut Bapak Wagiran, salah satu penduduk, pernah pada saat ketika Dusun 7 melakukan hajatan bersama, pasokan gas yang ada, bisa digunakan untuk memasak selama 1 hari penuh.
Dari 90 kepala keluarga didusun ini, baru terdapat 12 unit biogas untuk mensuplay kebutuhan 15 kepala keluarga. Proses pengolahan limbah kotoran sapi sesungguhnya tidaklah terlalu sulit.
Kotoran sapi dari dalam kandang, oleh warga dikumpulkan menjadi satu didalam tempat penampungan. Dari situ, lalu dimasukkan kedalam degister yang berbentuk seperti sumur. Didalam degister inilah proses penguraian pembentukan gas terjadi. Gas yang dihasilkan dari dalam degister, untuk selanjutnya disalurkan kerumah-rumah warga.
Didalam rumah warga, terdapat suatu alat ukur tekanan gas. Yang digunakan untuk mengetahui ketersediaan gas. Bila degister penuh, maka secara otomatis kotoran didorong ke outlet yang telah disediakan. Outlet tersebut berbentuk DOM besar.
Didalam degister akan terjadi proses pergantian secara otomatis, apabila kotoran yang baru dimasukkan, maka kotoran yang lama akan terangkat dengan sendirinya.
Sisa dari proses penguraian biogas ini pun masih bisa dimanfaatkan sebagai pupuk.Jadi, warga mendapatkan manfaat ganda dari kotoran ternaknya. Selain, mendapatkan gas untuk memasak, juga bisa mendapatkan pupuk untuk tanaman mereka.
Sehingga, walaupun didesa Bojong, Dusun 7 ini menghasilkan berkubik-kubik kotoran sapi. Akan tetapi itu semua justru membawa manfaat bagi kehidupan warga dusun tersebut
Bab
3 Eksperimen
Tanggal:1
November 2011
Tempat :Karanganyar,Ambulu
Bahan:
·
Kompor gas
·
Tandon air (beserta
tutupnya)
·
Pipa paralon
·
Selang
·
Kotoran sapi
·
Timba besar
·
Kran
Cara membuat:
·
Mencampur kotoran sapi dengan air
sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1 pada timba besar sementara.
Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam digester
·
Mengalirkan lumpur kedalam
digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama kran gas yang ada
diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam
digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran
sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
·
Melakukan penambahan starter
(banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah
potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2.
Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
·
Membuang gas yang pertama
dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk adalah gas CO2.
Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4)
dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2
27% maka biogas akan menyala.
·
Pada hari ke-14 gas yang
terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan
lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang
selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya,
digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan
biogas yang optimal
Bab
4 Pembahasan
4.1
Hasil
Hasil
dari eksperimen pemanfaatan kotoran sapi sebagai biogas adalah kompor gas bisa
menyala , nyala dari kompor gas tersebut apinya sangat biru dan tidak berbau
kotoran sapi.
Selain
itu,hasil/ampas kotoran sapi dapat dibuat menjadi pupuk yang menyuburkan
tanaman.Walaupun demikian,penulis tidak menyebutkan tentang pembuatan pupuk.
4.2 Pembahasan
Biogas
adalah campuran beberapa gas, tergolong bahan baker gas yang merupakan hasil
fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob, dan gas yang dominan adalah
gas metana (CHu) dan gas karbondiokasida (CO2) (Simanora, 1989).
Biogas memiliki nilai kalor yang cukup tinggi, yaitu kisaran 4800 – 6700 Kkal /
m3, untuk gas metana murni (100%) mempunyai nilai kalor 8900 Kkal /
m3.
Menurut Maramba (1978),
produksi biogas sebanyak 1275 – 4318 dapat digunakan untuk memasak,
penerangan, menyetrika dan menjalankan lemari es untuk keluarga yang berjumlah
lima orang perhari.
Bahan biogas dapat diperoleh
dari limbah pertanian yang basah, kotoran hewan (manure),kotoran manusia dan
campurannya. Kotoran hewan seperti kerbau, sapi, babi, dan ayam telah diteliti
untuk diproses dalam alat penghasil biogas dan hasil yang diperoleh memuaskan
(Harahap, et.al., 1980)
Biogas
sebagian besar mengandung gas metana (CHu) dan karbondioksida (CO2),
dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil, diantaranya hydrogen sulfide (H2S),
amonia (NH3) dan hydrogen (H2), serta Nitrogen yang kandungannya
sangat kecil.
Energi yang
terkandung dalam biogas tergantung pada konsentrasi metana (CHu).semakin tinggi
kandungan metana maka semakin tinggi kandungan energi (nilai kalor) pada
biogas, dan sebaliknya semakin kecil nilai metana maka semakin kecil nilai
kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa
parameter, yaitu menghilangkan hydrogen sulfur, kandungan air dan
karbondioksida (CO2). Hidrogen sulfur mengandung racun dan azt yang
menyebabkan kohesi. Bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan
gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang diijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas
dibakar maka hidrogen sulfur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa
baru bersama sama oksigen yaitu sulfur oksida / sulfur trioksida (CO2/SO3),
senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk sulfur acid (H2SO3)
suatu senyawa yang lebih korasif
Parameter
yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbondioksida yang memiliki tujuan
untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar
kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas
serta dapat menimbulkan korosif.
Tabel
komposisi gas dalam biogas (%) antara kotoran sapi dan campuran (lampiran).
a. Biogas
merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat
termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida
yang diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforastion) dan perusakan tanah
b. Energi
biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan
menurunkan gas rumah kaca dan atmosfer dan emisi lainnya.
c. Metana
merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya di atmosfer akan
meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka
akan mengurangi gas metana di udara.
d. Limbah
berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak
bermanfaat, bahklan bisa mengakibatkan racun yang sangat berbahaya. Aplikasi
anaerobic digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan nilai
manfaat dari limbah.
Pembentukan gas bio dilakukan
oleh mikroba pada situasi anaerob yang meliputi tiga tahap yaitu tahap
hidrolis, tahap pengasaman dan tahap metanogenik.
a. Tahap
Hidrolisis
Tahap hidrolisis adalah
penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein,
karbohiodrat, menjadi senyawa yang sederhana .
Terjadi pelarutan bahan –
bahan organic mudah larut dan pencernaan bahan organic yang komplek menjadi
sederhana perubahan struktur bentuk primer menjadi bentuk monomer.
b. Tahap Pengasaman
Komponen monomer (gula
sederhana) yang berbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bagi
bakteri pembentuk asam.
Produk akhir dari gula – gula
sederhana pada tahap ini akan dihasilkan asam asetat, propionat, format,
laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas karbondiokasida hidrogen amoniak.
c. Tahap Metanogenik
Tahap metanogenik adalah proses pembentukan gas metana
a. Bakteri
Pembentuk Asam (Acidogenic Bacteria)
Yang merombak senyawa organic
menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu berupa asam organik CO2,
H2, H2S.
b. Bakteri
Pembentuk Asetat (Acetogenic Bacteri)
Yang merubah asam organik dan
senyawa netral yang lebih besar dari methanol menjadi asetat dan hidrogen.
Bakteri penghasil metan
(metanogens) yang berperan dalam merubah asam – asam lemak dan alkohol menjadi
metan dan karbondioksida. Bakteri pembentuk metan antara lain Methanococcus,
Methanobacterium dan methanosarcina
Ada beberapa
jenis reaktor biogas yang dikembangkan diantaranya adalah reaktor jenis kubah
tetap (Fixed-dome), reaktor terapung (Floating Drum), reaktor
jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis ferrocement.
Dari enam
jenis digester biogas, yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed
Dome) dan jenis drum mengambang (Floating Drum). Beberapa tahun
terakhir ini dikembangkan jenis reaktor balon yang banyak digunakan sebagai
reaktor sederhana dalam skala kecil.
a. Reaktor
Kubah Tetap (Fixed Dome)
Reaktor ini disebut juga
reaktor Cina. Dinamakan demikian karena reaktor ini dibuat pertama kali di
China sekitar tahun 1930-an, dan kemudian sejak itu reaktor ini berkembang
dengan berbagai model. Pada reaktor ini memiliki dua bagian, yaitu digester
sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri, baik
bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentuk gas metana. Bagian ini dapat
dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan batu bata atau beton.
Strukturnya harus kuat karena
menahan gas agar tidak terjadi kebocoran.bagian yang kedua adalah kubah
tetap (Fixed Dome). Dinamakan kubah tetap karena bentuknya menyerupai
kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed).
Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan
disimpan di bagian bawah.
Keuntungan dari reaktor ini
adalah biaya konstruksi lebih murah daripada menggunakan reaktor terapung,
karena tidak memiliki bagian yang bergerak menggunakan besi yang tentu harganya
relative lebih mahal dan perawatannya lebih mudah, sedangkan kerugian dari
reaktor ini adalah seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena
kontruksi tetapnya.
b. Reaktor
Terapung (Floating Drum)
Reaktor jenis terapung pertama
kali dikembangkan di India pada tahun 1937 sehingga dinamakan dengan reaktor
India. Memiliki bagian digester yang sama dengan reaktor kubah, perbedaannya
terletak pada bagian penampung gas menggunakan peralatan bergerak menggunakan
drum. Drum ini dapat bergerak naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas
hasil fermentasi dalam digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan dan
tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan.
Keuntungan dari reaktor ini
adalah dapat melihat secara langsung volume gas yang tersimpan pada drum
karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang terapung sehingga tekanan
gas konstan.sedangkan kerugiannya adalah biaya material konstruksi dari drum
lebih mahal. Faktor korasi pada drum juga menjadi masalah sehingga bagian
pengumpul gas pada reaktor ini memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan
menggunakan tipe kubah tetap.
c. Reaktor Balon
Reaktor balon merupakan jenis
reaktor yang banyak digunakan pada skala rumah tangga yang menggunakan bahan
plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas.
Reaktor ini terdiri atas satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan
penyimpanan gas masing – masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat.
Material organik terletak di bagian bawah karena memiliki berat yang lebih besar
dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga atas.
Bab
5 Penutup dan Saran
5.1
Penutup/Kesimpulan
Bahwa kotoran sapi bisa
dimanfaatkan menjadi biogas karena mengandung gas metana sebanyak 60%.Gas
metana termasuk gas penyusun biogas dan termasuk gas yang mudah terbakar jika
terkena percikan api yang sangat kecil.
5.2
Saran
Waktu percobaan di
harap pembaca dilarang mencoba tanpa bantuan orang yang profesional.